Selasa, 27 November 2012

KIAT 1001 JALAN KESEMBUHAN Banyak cara mengobati penyakit untuk menuju kesembuhan. Allah pun telah menjamin bahwa setiap sakit pasti ada obatnya. Ini bisa, menjadi gambaran dan motivasi untuk mengobati sakit, baik ringan atau berat. Jadi Alah memotivasi kita untuk tak pernah menyerah dalam mencari kesembuhan. Yang harus dingat, setiap pengobatan yang kita usahakan harus tetap dalam koridor syar'i. MENGAPA BEROBAT ALTERNATIF? Dewasa ini banyak orang memakai pengobatan alternatif ketimbang cara medis. Bahkan beberapa waktu lalu pengobatan alternatif ini sempat naik daun. Ada yang sampai terkagum-kagum dengan khasiatnya, karena saat baru pertama kali mencoba langsung merasakan hasilnya. Namun di balik semua itu orang memilih untuk berobat alternatif karena memiliki beberapa alasan diantaranya adalah :  Back to nature : kembali ke alam Orang ingin kembali memakai segala sesuatu yang alami. Apalagi sebagian orang merasa jenuh dan bosan dengan mengkonsumsi bahan-bahan sintesis dan memakai bahan kimia berbahaya. Baik memakan / minuman ataupun obat  Memperkecil efek samping. Obat alternatif lebih kecil efek sampingnya di banding obat kimia.  Biaya lebih murah di banding berobat medis.  Mudah di dapat atau bisa di tanam sendiri misalnya untuk jamu (kunyit, temu giring dan sejenisnya bisa di tanam sendiri). Bisa juga membeli siap saji. MACAM-MACAM PENGOBATAN ALTERNATIF  JAMU Jamu di buat dari tumbuhan rempah-rempah yang bisa di dapat dengan mudah di sekitar rumah. Biasanya disajikan dengan cara dibuat minuman atau berwujud bubuk instan yang di haluskan dan siap saji. Jamu olahan bisa berwujud cair atau kering. Jamu yang dikeringkan bisa awet dalam jangka waktu lama. Obat tradisional ini juga bisa dihasilkan dari tanaman buah / bunga, baik itu digunakan untuk obat dalam / obat luar(luka / keseleo). Bisa dikonsumsi langsung atau juga ditumbuk dibuat minuman. Untuk obat luar biasanya dengan cara dioleskan dan diurut. Ada juga obat yang didapat dari binatang.  HERBA Saat ini obat-obatan herba banyak diminati. Selain sebagai perpaduan dari thibbun nabawi dan obat tradisional Indonesia, obat ini juga dilengkapi izin Depkes dan dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya. Keampuhan telah banyak dibuktikan. Untuk lebih memudahkan mengkonsumsinya, obat herba ini dikemas dalam bentuk kapsul, bubuk instan, ataupun cair. Pembuatan dari obat herba ini juga dipisah-pisahkan berdasarkan jenis-jenis penyakit dan cara penggunaannya untuk memudahkan konsumen. Harganya pun cukup terjangkau.  MADU Madu adalah sari bunga yang dihasilkan oleh lebah. Madu dapat dimanfaatkan sebagai obat alami yang memiliki berpuluh-puluh manfaat, untuk pengobatan ataupun menjaga stamia. Madu bisa diminum langsung maupun diencerkan dengan air (seperti sirup). Bisa juga dicampurkan dalam jamu atau makanan. Selain untuk obat dalam, madu bisa juga digunakan sebagai obat luar serta menjaga kesehatan dan kekencangan kulit. Selain jenis pengobatan diatas masih banyak lagi macam pengobatan tradisional lainnya, seperti menggunakan susu kuda liar, susu kambing, minyak zaitun, miyak kelapa (VCO) dan lain-lain.  BEKAM Bekam adalah suatu pengobatan yang telah ada pada masa Rasulullah SAW. saat ini bekam sangat populer dikalangan masyarakat Indonesia. Metode bekam tak ubahnya mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh yang dilakukan pada titik tertentu. Bekam terdiri atas 2 macam, yaitu bekam kering dan bekan basah, pada bekam kering tidak dilakukan penyayatan untuk mengeluarkan darah kotor.pada bekam basah, orang yang melakukan harus benar-benar mahir agar hasil yang dicapai maksimal, dan agar penyayatan tidak mengenai pembuluh darah / syaraf, serta setelah bekam luka kering, tidak membekas. Kadang sayatan diganti dengan menggunakan jarum khusus.saat dilakukan bekam basah, tekanan darah harus dalam kondisi stabil. Perlu diingat, semua alat yang digunakan untuk bekam harus dalam keadaan bersih dan steril.  TUSUK JARUM Tusuk jarum diperkirakan telah dikenal masyarakat Cina semenjak ratusan tahun silam. Tusuk jarum adalah suatu metode pengobatan dengan menginjeksi tubuh pada titik-titik syaraf tertentu. Tusuk jarum disebut juga akupuntur. Akupuntur kadang juga digabungkan dengan pengobatan medis.  PIJAT REFLEKSI Metode pengobatan ini juga dikenal luas di tengah masyarakat. Pijat refleksi biasanya memakai alat bantu berupa tongkat kecil / kayu yang digunakan untuk memijat titik-titik syaraf tertentu. Selain untuk mengendorkan syaraf juga untuk memperlancar peredaran darah. Bagian titik-titik syaraf tertentu yang diperkirakan mengalami gangguan, jika dipijat atau ditekan dengan ujung jari atau kayu pemijat akan terasa sakit. Namun jika tidak mengalami gangguan akan terasa biasa saja. Pijat refleksi bisa dilakukan sendiri. Jika kita tak tahu mana titik-titik syaraf yang harus dipijat, di toko-toko buku dapat kita jumpai dengan mudah. Buku petunjuk cara-cara pijat refleksi lengkap beserta gambar titik-titik syaraf untuk mempermudah pemijatan. Misalnya jika sakit kepala kita bisa memijat bagian sela jari antara ibu jari dan telunjuk, dan seterusnya. YANG IN BUKAN PENGOBATAN ALTERNATIF!!!! Pengobatan alternatif di atas hanyalah sebagian dari banyak jenis pengobatan. Namun tetaplah hati-hati memilihnya. Ada banyak jenis metode pengobatan ditawarkan dengan menjanjikan kesembuhan. Ada yang mengaku kyai dengan reputase penyembuhan ini dan itu, memakai rajah atau menggunakan media binatang untuk memindahkan penyakit, terkadang pula membekali pasien dengan benda-benda yang katanya "sudah diisi" sebagai penolak bala penyakit dan kesembuhan. Na'udzubillah. Sesungguhnya Allah meminta kita untuk berikhtiar dalam mencari kesembuhan, tapi tidak dengan cara-cara tercela, apalagi dengan cara-cara yang menjatuhkan kita dalam kesyirikan. Islam telah memberikan banyak pengobatan. Seperti thibbun nabawi dengan bekam, madu, minyak zaitun, dan lain-lain. Sekali lagi, semoga kita tidak terjebak dalam pengobatan tak syar'i, misalnya dengan mendatangi dukun dan sejenisnya. Dan ingat pula untuk selalu menjaga diri baik lahir maupun batin. (ummu deedat) * Sumber : Majalah Nikah Volume 6 No. 11 (15 Februari-15 Maret 2008 / Shafar- Rabiul Awal 1429).
Take and give prophetic management By; Agus Siswanto CEO PT Bakti Insan Globalindo (BIG Consulting) Ilmu marketing hanyalah sebagai sebuah pendekatan saja. Dalam propetic management justru kekuatan ilahiah ya harus menjadi perhatian. Sering kali oramg bertanya-tanya , mengapa tiba-tiba seseorang menjadi sangat dermawan,pemurah,atau menjadi sanagat ringan tangan dalam membantu orang lain yg tengah mengalami kesulitan.beragam alasan bisa kita dapatkan.bukan tidak mungkin, seseorang menjadi demawan karena ingin dipuji dan disanjung sebagai seorang yg suka berderma. Seseorang bisa menjadi sangat pemurah ,karena berharap bisa mendapatkan sesuatu dari yg telah diberikan kepada orang lain .atau mungkin seseorang menjadi sangat ringan tangan karena ada pamrih tertentu.secara umum,memberi adalah aktivitas yg menyebabkan berkurangnya sesuatu yg kita miliki. karena itu ketika kita memberi kepada orang lain akan mengurangi ”apapun ” yg kita miliki. Ditijau dari sisi perhitungan apapun,memberi berarti mengurangi asset yg kita miliki dan .itu merupakan gambaran dari sisi kehidupan duniawi. sementara dari sisi agama , banyak sekali aturan perintah atau himbauan agar kita menjadi orang ”yang bersifat pemberi atau menjadi orang yg dermawan . Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pernah terjadi seseorang yang dermawan, dan ikhlas karena dorongan agama kemudian menjadi bangkrut ? Jawabannya : Tidak !!! belum pernah terjadi dalam sejarah orang yg sangat dermawan , rajin memberi kemudian bangkrut,mengapa ?? Rahasia tentang masalah ini sebenarnya terletak pada pemahaman dan implementasi Tauhid seseorang , yakni sejauh mana keyakinan seseorang meyakini perintah-perintah Allah dan Rasullnya secara hukum duniawi, ketika kita memberi maka dengan sendirinya berkuraah aset yg kita miliki, akan tetapi Allah dengan ke Mahaan-Nya memiliki skenario tersendiri untuk menambah aset tersebut dengan beragam cara, bentuk dan metode, baik langsung maupun tidak langsung ,sehingga aset si pemberi tadi menjadi bertambah . itulah yg kita namakan Take (mengambil) dari Allah SWT . untuk mendapatkannya kita harus mau Give (memberi) Fenomena dalam bisnis Salah seorang CEO BUMN pernah bercerita bahwa dia sama sekali buta dengan ilmu marketing tetapi fakta menunjukan bahwa dialah yg justru mampu memberi kontrisbusi market terbesar dibanding dengan divisi atau direktorat pemasaran lain di perusahaannya ,apa rahasianya ? , ”Saya setiap ketemu dengan calon klien atau siapapun yang berpotensi menjadi klien saya, maka yg terpikir oleh saya adalah niat ikhlas untuk dapat memberi atau dapat berkontribusi bagi kemajuan perusahaan si klien tersebut”. Kebetulan si CEO tersebut memiliki talenta yang meyakinkan dalam bidang “ financial enginering”. Kemanapun dia silaturahim , dimanapun dia bertemu klien, hal yang pertama kali yang ditawarkan bukanlah produk perusahaaanya , akan tetapi sapaan lembut, bersahaja, penuh sopan santun. ”Apa yang bisa kami bantu untuk perusahaan bapak? Kebetulan saya punya kompetensi ini dan itu, kebetulan saya punya network kesana dan kesitu, barang kali ada yg bisa di manfaatkan ”. Dan rata-rata para klien dengan senang hati menyambut uluran tadi , jadilah si CEO tadi menjadi konsultan yang free of charge bagi para kolega,sahabat,mitra bisnis dan relasinya. Pada suatu saat tatkala si CEO tersebut asyik menyimak paparan “progress report” dari direktur marketing dan jajarannya tentang susahnya menembus perusahaan-perusahan yang menjadi target” marketnya” , tiba-tiba telpon di seberang sana berdering. Seorang bos sebuah perusahaan menanyakan apakah produk perusahaannya (mesin) dapat diuji coba di tempat bos tadi . Seketika CEO tadi meminta kepada direktur pemasaran dan jajarannya agar menindak lanjuti tawaran uji coba tadi, dengan serta merta mereka terbengong bengong karena perusahaan yg bosnya menelepon itu merupakan salah satu perusahaan yang selama ini sangat sulit di tembus oleh tim marketing . Tim marketing bercerita bahwa proposal tidak pernah sampai ke level CEO, sering kali baru sampai level bawah , tim marketing sudah di jegal ,sehinnga gagal melulu . Tim marketing ini menanyaan kiat apa yg dilakukan oleh bosnya itu? . Sang CEO menjawab singkat ”Give!” give dan give , inilah barang kali yang sering terlupa oleh kita. Kekuatan Sang Maha Kuasa yg mampu membolak balikan hati manusia sering kali tidak pernah kita perhitumgkan. Dalam prohetic management justru kekuatan inilah menjadi faktor yg harus menjadi perhatian. Salah satu bentuknya adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai Ilahiah tadi dalam konteks hubungan bisnis. Tentu, yg menjadi dasarnya adalah niat yang ikhlas dan berikhtiar yang cerdas, dan ketika sudah berikhtiar berserah dirilah kepada Allah SWT . Jadi, kalaulah berkembang ilmu-ilmu marketing saat tentu hanyalah sebagai sebuah pendekatan saja. Kita tidak perlu sombong dengan ilmu itu , seolah-olah apa yg kita mau dapat kita capai dan pasti bisa kita capai dengan tools marketing yang terkadang sangat kita bangga banggakan, apalgi yang berbau dari asing wallohu alam bisowab. (*)

Rabu, 25 April 2012

TINJAUAN SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW KAITANNYA DENGAN ENTREPRENEURSHIP

Tinjauan syiroh Nabawiyah yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW dalam aktivitas usaha, merupakan sesuatu yang urgent sebelum membahas berbagai aspek yang terkait dengan kehidupan muslim entrepreneur. Untuk itu tinjauan syiroh lebih difokuskan kepada hal-hal yang terkait langsung dengan ruang lingkup entrepreneurship. Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa figur yang dimaksudkan adalah Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Mutthalib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab termasuk keturunan Nabi Ismail, putera Nabi Ibarahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam. Beliau berumur 63 tahun; diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi Nabi dan 23 tahun sebagai Nabi serta Rasul. Tempat asal beliau adalah Makkah. Telaahan periodisasi dari sejarah difokuskan pada periode-periode dimana Nabi Muhammad SAW beraktifitas langsung sebagai seorang wirausahawan. 3.1. Periode Sebelum Bermitra Dengan Khadijah Kehidupan bangsa Arab merupakan fakta yang telah dikenal dalam sejarah. Mata pencaharian penduduk dikawasan tersebut pada khususnya - dengan kondisi wilayah yang kering,padang pasir,penuh dengan bebatuan dan pegunungan tandus - adalah berdagang. Kondisi tanah disebagian besar wilayah Hijaz,khususnya disekitar Makkah memang seperti itu; kering,berpasir,berbatu-batu dan langka air. Tidak ada hasil pertanian yang dapat dipetik diwilayah itu. Gambaran kondisi geografis tersebut juga digambarkan dalam QS 14:47 sebagaimana tampak dalam do'a Nabi Ibrahim : “Diminumnnya air nanah itu dan hampir Dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi Dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat”. Oleh karenanya maka mayoritas masyarakat di kawasan tersebut berprofesi sebagai pedagang, sebuah profesi yang sangat independen, dan terhormat dikala itu. Dengan kondisi Makkah yang sangat strategis dimana disitu sudah terdapat bangunan Rumah Suci ka'bah, menjadi daya magnet tersendiri bagi segenap masyarakat untuk datang ketempat yang tandaus itu untuk melakukan ritual . Selain itu kondisi geografis Makkah termasuk sangat strategis, dimana Makkah menjadi tempat persinggahan para khalifah yang datang dan pergi menuju ke kota pusat perniagaan. Di Makkah telah tersedia pasar-pasar yang sebagai tempat pertukaran barang-barang antar para saudagar dari Asia Tengah, Syam,Yaman, Mesir,India,Irak,Ethiopia, Persia dan Rum. Mengingat posisi Makkah yang berada dalam suatu lembah yang tandus, maka mata pencaharian dari penduduknya tiada lain kecuali hanya dengan berdagang. Bermacam-macam peran yang dimainkan penduduk Makkah dalam hal pernaiagaan, ada sebagian mereka yang bergerak dibidang ekspor impor, ada yang menjadi perantara tukar menukar barang antara pedagang-pedagangyang melintasi kota Makkah. Ada pula yang bergerak dibidang perbankan,mereka menanam modal kepada para pedagang kecil dengan bunga sebesar laba, dan sebagian lagi ada yang menjadi rentenir yang mencari keuntungan dari membungakan uang. Setelah kematian kakeknya Abdul Muthalib, Muhammad tinggal bersama dengan pamannya,Abu Thalib,yang berprofesi sebagai pedagang,sebagaimana kebanyakan penduduk Qurasy lainnya. Sebab berdagang merupakan pendapatan utama penduduk kota Makkah. Kemudian pada masa itu pula Muhammad yang kala itu dalam pengasuhan pamannya Abu Tholib mulai tumbuh kembang sebagai seorang remaja. Kondisi pamannya yang sangat memprihatinkan dari segi ekonomi , termasuk karena memiliki beban tanggungan keluarga yang besar. Kondisi ini digambarkan pula dalam catatan sejarah lainnya bahwa Pengasuhan Muhammad di pegang oleh Abu Talib, sekalipun dia bukan yang tertua di antara saudara-saudaranya. Saudara tertua adalah Harith, tapi dia tidak seberapa mampu. Sebaliknya Abbas yang mampu, tapi dia kikir sekali dengan hartanya. Oleh karena itu ia hanya memegang urusan siqaya (pengairan) tanpa mengurus rifada (makanan). Sekalipun dalam kemiskinannya itu, tapi Abu Talib mempunyai perasaan paling halus dan terhormat di kalangan Quraisy. Dan tidak pula mengherankan kalau Abd'l-Muttalib menyerahkan asuhan Muhammad kemudian kepada Abu Talib. Untuk itu Muhammad mulai membantu pekerjaan-pekerjaan pamanya, sebagai bagian dari tanggungjawab sebagai salah seorang dari anggota keluarga tersebut. Muhammad pun mulai ikut menggembala kambing. Muhammad menyertai pamannya pergi bersama kafilah kenegeri Syam, ketika ia berusia 16 tahun. Dalam perjalanannya ke Syam inilah kemudian semakin menambah wawasan dan juga pengalaman pada diri Muhammad akan realitas kehidupan jahiliyyah dengan beragam versinya. Menjelang usia dewasa Muhammad mulai berjualan sendiri atau mandiri mengingat kondisi perekonomian pamannya Abu Thalib yang kurang memadai dengan beban keluarga yang besar, sehingga dengan mandiri maka diharapkan tidak akan menajdi beban pamannya. Muhammad mulai berdagang kecil-kecilan, ia membeli barang-barang dari suatu pasar dan menjualnya kembali pada orang lain. Dalam menjalankan bisnisnya ini , yang dilakukan dengan sangat menjunjung tinggi reputasinya yang menjalankan bisnis dengan penuh kejujuran, rajin,percaya diri, dan memiliki integritas diri yang baik sehingga sampai-sampai penduduk Makkah, sering menyebutnya dengan sebutan Siddiq (jujur) dan Amin (terpercaya). 3.2. Periode Bermitra Dengan Khadijah Sementara itu sudah menjadi tradisi dikalangan masyarakat Makkah bahwa sering terjadi kerjasama antara mereka yang memiliki kelebihan harta atau kekayaan khususnya dikalangan para janda yang kaya atau anak-anak yatim yang memiliki harta banyak ,tetapi tidak memiliki kemampuan berdagang, kemudian bekerjasama dengan orang lain yang memiliki kemampuan berdagang. Situasi seperti ini sangat kondusif bagi tumbuhkembangnya Muhammad dalam merintis usaha berdagang, disamping selama ini telah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari sang paman Abu Tholib. Seiring dengan perkembangan usia dan juga tuntutan ekonomi pada keluarga Abu Thalib, maka Muhammad yang beranjak dewasa makin mengembangkan usaha-usaha dagangnya. Reputasi yang telah terbangun selama ini menjadi faktor yang memudahkan untuk terjalinnya kerjasama dengan para pihak yang memiliki kelebihan modal atau hartanya, dimana salah satunya adalah seorang janda kaya bernama Khadijah. Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul ‘Uzza bin Qushai adalah seorang janda keturunan bangsawan Qurasy, memiliki pribadi yang luhur dan akhlak yang mulia. Dalam kehidupan sehari-harinya senantiasa memelihara kesucian dan martabat dirinya, sehingga dikalangan penduduka Mekah ia diberi gelar “ At-Thahirah”. Ia memiliki pikiran yang tajam,lapang dada, kuat dan tinggi cita-citanya. Ia suka menolong orang yang hidupnya berkekurangan dan sangat penyantun kepada orang-orang yang lemah. Khadijah dikenal pula sebagai wanita yang pandai berdagang, akan tetapi aktivitas perdagangannya tidak dilakukan sendiri, melainkan dibawa oleh beebrapa orang kepercayaannya, atau oleh orang –orang yang sengaja mengambil upah untuk membawakan daganganya ke Syam atau ketempat lainnya. Perdagangannya sangat maju, sehingga ia terhitung sebagai salah satu warga kota Mekah yang kaya raya dan sangat dermawan. Dari catatan sejarah kemitraan yang terjalin antara Muhammad dan Khadijah ditandai dengan adanya berbagai perjalanan dagang dengan modal sepenuhnya dari Khadijah, dimana Nabi membawa barang-barang dagangnganya diantara kepasar Habasyah, yang merupakan kota dagang di Tahamah. Dan salah satu perjalanan ini menjadi sangat terkenal sebab pada kahirnya Khadijah melayangkan usulan menikah melalui pembantunya, perjalanan dagang dimaksud adalah ketika menuju Busra di Syiria, dimana kala itu Muhammad berusia 25 tahun, total perjalanan misi dagang Nabi selain ke Syiria ketika bermitra dengan Khadijah tercatat sebanyak 4 (empat) kali, dua kali ke Habasyah dan dua kali ke Jorasy. Bahkan dalam catatan lainnya Nabi pun pernah mengadakan perjalanan bisnis ke Bahrain. Dalam menjalankan aktivitas dagangnya , ketika bermitra dengan Khadijah tadi, keluhuran akhlak, integritas diri serta segala kepiawaian Nabi dalam berdagang sangat jelas tergambar, dimana hal ini dibuktikan dari prestasi Nabi ketika berdagang di Busra mendapatkan nilai keuntungan dua kali lipat dibanding para pedagang lainnya, sehingga hal ini merupakan prestasi yang luar biasa yang selama ini belum pernah terjadi pada para pedagang manapun sebelumnya. Sehingga sebagai imbalannya kemudian Khadijah memberikan imbalan berupa bagian keuntungan yang lebih besar daripada yang telah mereka sepakati sebelumnya. Dari catatan-catatan sejarah tersebut diatas, sejak usia menjelang dewasa hampir sebagian besar aktivitas Nabi adalah berdagang, hal ini mengingat akan kesadaran terhadap tanggungjawab yang tidak terelakkan sebagai bagian dari keluarga besar pamannya Abu Thalib yang relatip memiliki beban finansial yang besar tetapi tidak didukung oleh income yang memadai. Aktivitas dagang pun mengikuti sebuah proses yang cukup memakan waktu, dimana pada awalnya pun tidak jarang Nabi terkadang bekerja untuk mendapatkan upah dan terkadang bekerja sebagai agen untuk beberapa pedagang kaya di kota Makkah, kemudian seiring dengan reputasi bisnis serta integritas moral yang tinggi yang dimilikinya utamanya dari kejujuran serta sikap yang sangat santun, maka pada fase berikutnya berkembang kearah skala dan ruang lingkup yang lebih besar karena adanya pola kemitraan. Besarnya ruang lingkup bisnis Nabi ketika menjelang usia dewasa terbukti dari rute perjalanan yang dijalaninya sudah mencapai skala internasional, lintas wilayah atau bahkan negara kala itu. 3.3. Periode Setelah Perkawinan dengan Khadijah Setelah menikah dengan Khadijah, nabi tetap melangsungkan usaha perdagangannya seperti biasa, namun sekarang nabi bertindak seabagai manajer sekaligus mitra dalam usaha istrinya, bahkan Nabi diberi kebebasan untuk mengelola harta kekayaan Khadijah . Berkaitan dengan fungsi dan peran setelah menikah dengan Khadijah ini, Nabi lebih leluasa melakukan berbagai aktivitas dagang ke penjuru yang lebih luas, dari catatan sejarah Nabi sempat beberapa kali melakukan kunjungan dagang ke berbagai pusat perdagangan dan pekan dagang diseluruh penjuru negerinya serta ke negara-negara tetangga. Sejak perkawinannya (dalam usia 25 tahun) hingga datangnya panggilan tugas kenabian (pada usia 40 tahun), maka Nabi telah melakukan perjalanan dagang ke berbagai daerah semenanjung Arab dan negeri-negeri perbatasan Yaman,Bahrain,Irak dan Syiria.