MENGHADIRKAN “ALLAH”DI TEMPAT KERJA
Kedisiplinan tidak lahir dari ketakutan. Ketakutan hanya melahirkan keterpaksaan,keculasan dan penghianatan.dalam jangka panjang,bila hal ini terus berlanjut,pasti akan menimbulkan permasalahan yg cukup serius.
Amerika yg dikenal sebagai Negara terdepan dalam penerapan manajemen modern,kini sedang gonjang ganjing diterpa krisis keuangan yg parah.kebangkrutan Lehman Brothers,perusahaan sekuritas terbesar keempat di AS dan lembaga keuangan besar lainnya Merril Lynch baru-baaaru ini menggonjang duia .Lehman yg terjerat kasus kredit perumahan subprime mortgage meninggalkan utang 613 miliar dollar AS.sebelumnya, pada juni 2002 AS juga menggemparkan dunia,seiring terbongkarnya manipulasi laporan keuangan yg dilakukan perusahaan raksaksa Enron dan Worldcom.Securuties and Exchange Commission menyebut peristiwa penipuan miliaran dolar AS itu sebagai peristiwa yg belum pernah terjadi sebelumnya.
“ Enron” ,perusahaan energi yang pernah bertengger di peringkat 7 perusahaan terkaya versi majalah Fortune, setiap tahun melaporkan pembukuan keuntungan yg fantastis.keuntungan besar itu membuat investor memburu sahamnya.pada Agustus 2000 saham Enron menyentuh harga 90 US$ per lembar.
Puncaknya , pada 18 November 2001 pimpinan Enron membuat pengakuan bahwa semua pembukuan keuntungan hanyalah rekayasa untuk meningkatkan harga saham.akibatnya , pada Agustus 2002 saham Enron hanya beharga 10 sen dollar. menukik tajam.
Hal serupa juga terjadi pada Worldcomm dibawah kepemimpinan Scott Sullivan.Cief financial officer Worldcomm itu bersama kroninya bersekongkol dengan auditor independent melakukan penyimpangan Worlcomm dan Enron,membuktikan penegakan kedisiplinan kerja merupakan persoaln kompleks yg tidak serta-merta tuntas dengan pendekatan system belaka.sistem memang merupakan variable penting.tetapi semata-mata menggunakan system hanya akan melelahkan dan menguras dana. Pepatah
“Man Behind The Gun” menjadi sesuatu yg mesti diperhatkan kembali.
Butuh pola baru
Dunia kerja dan bisnis sejak lama dibelenggu oleh paradigma kapitalistik yg tidak memberi ruang timbulnya nilai-nilai kemanusiaan. Lebih tepat lagi hati nurani.manusia digiring semata-mata berorientasi pada keuntungan material, tanpa mengindahkan norma dan etika dianggap musuh besar.
Namun kini ketika dunia dihadapkan pada ketidakmenentuan,krisis lingkungan,ancaman nuklir dan kepunahan ras manusia ,muncul kritik tajam terhadap praktik eksploitasi dan keserakahan. Logika keuntungan golongan dan pribadi,pemesinan msnusia dan penyingkiran nilai moral, serta pengabaian terhadap lingkungan diaggap sebagai paradigma ekonomi usang.karena kontra produktif terhadap kelestarian kehidupan.
Dibutuhkan sebuah pola baru.pembangunan ekonomi sebaiknya tidak diletakan pada pencarian untung semata, tetapi untuk mencapai kesejahteraan bersama. Alam dimanfaatkan, tetapi bukan dieksploitasi, apa lagi dihancurkan. Semangat yg dibangun adalah semangat hidup bersama,interdependesi, dan win-win solution dalam bingkai nlai-nilai universal yg saling menghormati dalam persamaan.
Gelombang kesadaran baru ini kemudian muncul dalam berbagai bentuk,seperti gerakan spirtualitas New Age di Amerika dan Eropa, pengembangan produk ramah lingkungan,herbal,dan lain sebagainya. Kesadaran ini semakin membesar seiring “ditemukan” berbagai bentuk kecerdasan lain manusia selain kecerdasan intelektual (IQ)
Dirumuskannya spiritual Quotion oleh Danah Zohar,Emotion Quotion oleh Daniel Goleman dan Adversity Quotion oleh Paul G. Stolz,memaksa dunia bisnis menata ulang pola manajemen yg selama ini diterapkan. Dibutuhkn pola manajemen yg lebih hangat,harmonis,luwes, dan tetap efektif. Pengelolaan budaya kerja,korporasi maupun birokrasi, yg menciptakan disiplin kerja melalui pendekatan stick and carrot, harus diubah karena pertimbangan berikut :
Pertama, mengandalkan sistem pengawasan dan ancaman, hanya melahirkan ketakutan. Pada saat pengawasan lengah terjadilah pelanggaran. Disampung itu, disiplin kerja yang digerakan oleh keterpaksaan dan ketakutan hanya akan membunuh kreatifitas.
Pekerjaan harus dilakukan dengan senang hati, perasaan itu muncul baik karena memang menyukai pekerjaan tersebut, atau karena menyadari pekerjaan itu adalah sesuatu yg amat penting. Pekerjaan bukan hanya menyuburkan keinginan menghindari hukuman, bekerja sesuai perintah, dan menyenangan atasan. Tidak berpikir prestasi dan mau mengambil resiko . akibatnya, terjadi kevakuman inisiatif dan kreatifitas. Pada akhirnya, organisasi akan semakin jauh dari tujuan. Kedisiplinan tidak lahir dari ketakutan, ketakutan hanya melahirkan keterpaksaan,keculasan dan penghianatan,. Dalam jangka panjang, bila hal ini terus berlanjut pasti akan menimbulkan permasalahan yang cukup serius.
Cinta dalam kepemimpinan
Demikian juga dengan kepemimpinan.hingga saat ini masih banyak manajer yg beranggapan bahwa keberhasilan kepemimpinan diukur dari rasa takut bawahan, padahal, yang mesti dibangun adalah rasa cinta bawahan. Teladan yg ditunjukan Nabi Muhamad SAW semestinya jadi acuan, kecintaan dan ketaatan yang luar biasa para sahabat terhadap beliau bukan lahir dari ketakutan dan ancaman , tapi muncul dari rasa cinta yg mendalam .
Tetapi kecintaan mereka tidak datang begitu saja semuanya dimulai dari sikap dan perilaku Nabi SAW yg sangat mencintai umatnya dan sangat perduli terhadap nasib mereka. Rasulullah SAW tidak pernah berhenti memikirkan umatnya, beliau selalu bekerja keras dan bedo’a untuk kebaikan mereka.
Firman Allah SWT : ” Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yg kamu alami , (dia) sangat menginginkan kebaikan dan keselamatan bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang’ yg beriman”(QS At taubah/9 : 128).
Perubahan dunia
Dunia masa depan semakin menuntut pola win-win solution, penghargaan terhadap nilai ”humanisme, spiritualitas dan sensitifitas terhadap keberlangsungan lingkungan, , koporasi, negara, dan entitas lainnya di tuntut untuk semakin membuka diri dalam irama interdependensi yg mengglobal. negara dan perusahaan yg ingin menang sendiri akan menjadi “common enemy” setiap negara dan korporasi yg lain .
Realitas seperti inilah yg akan menjadiakn setiap pemaksaan,ancaman dan penguasaan atas entitas lain menjadi tidak populer. Pemaksaan digantikan partisipasi, ketakutan digantikan cinta, mekanisasi digantikan dengan humanisasi , ketamakan digantikan dengan moralitas dan spiritualitas akan semakin punya tempat.
Iklim di tempat kerja pun ditutut menyesuaikan. Manajemen by humanity semakin tidak terelakan, relasi kaku dan bossy antara atasan dan bawahan sudah harus dihilangkan, pekerja bukan budak, tapi mitra dan sahabat yg pengorbanan dan dedikasinya menjadi faktor penting keberlangsungan perusahaan dan kesuksesan para pemimpin.
Kesadaran tentang situasi dan paradigma yg berubah ini harus dimiliki oleh semua pihak . pemberlakuan Good Govermance , akan efektif manakala spirit ini terpahami secara proporsional oleh pihak manajemen maupun pengambil kebijakan.
Indikasi sederhana yg bisa digunakan untuk mengukur pemahaman terhadap perubahan paradigma tersebut antara lain : kesiapan merubah cara pandang terhadap posisi dan peran masing-masing .
Cara pandang lama melihat kedudukan sebagai sebagai jabatan khusus, pangkat dan status sehingga merasa berhak menuntut pelayanan dan penghormatan orang lain. Cara pandang baru melihat jabatan sebagai amanah yg harus dijaga dan ditunaikan.
Menunaikan amanah merupakan tolak ukur keberagamaan.semakin baik amanah di tunaikan , semakin tingi kualitas keberagamaan, sebaliknya , mengabaikan amanah berarti merusak agama kata Rasulullah SAW : ”Tidak beragama mereka yg tidak menunaikan amanah”.
Dalam kaitan ini , kedudukan dan jabatan yang di emban seseorang lebih merupakan taklif (beban yg harus dipikul) bukan tasyrif (kemuliaan yang menjadikan orang bebas berbuat).
Status kita adalah pelayan masyarakat, tugas utamanya adalah melayani kebutuhan masyarakat dan mengarahkan masyarakat pada kemakmuran bersama. ”Setiap kamu adalah pemimpin,dan setiap pemimpin akan ditanya bagaimana ia menunaikan amanah kepemimpinannya itu’begitu pesan Nabi SAW. ( Kontributor Hilal Tri Anwari, Majalah Gozian Vol 01 Syawal 1429H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar