Take and give
prophetic management
By; Agus Siswanto
CEO PT Bakti Insan Globalindo (BIG Consulting)
Ilmu marketing hanyalah sebagai sebuah pendekatan saja. Dalam propetic management justru kekuatan ilahiah ya harus menjadi perhatian.
Sering kali oramg bertanya-tanya , mengapa tiba-tiba seseorang menjadi sangat dermawan,pemurah,atau menjadi sanagat ringan tangan dalam membantu orang lain yg tengah mengalami kesulitan.beragam alasan bisa kita dapatkan.bukan tidak mungkin, seseorang menjadi demawan karena ingin dipuji dan disanjung sebagai seorang yg suka berderma.
Seseorang bisa menjadi sangat pemurah ,karena berharap bisa mendapatkan sesuatu dari yg telah diberikan kepada orang lain .atau mungkin seseorang menjadi sangat ringan tangan karena ada pamrih tertentu.secara umum,memberi adalah aktivitas yg menyebabkan berkurangnya sesuatu yg kita miliki. karena itu ketika kita memberi kepada orang lain akan mengurangi ”apapun ” yg kita miliki.
Ditijau dari sisi perhitungan apapun,memberi berarti mengurangi asset yg kita miliki dan .itu merupakan gambaran dari sisi kehidupan duniawi. sementara dari sisi agama , banyak sekali aturan perintah atau himbauan agar kita menjadi orang ”yang bersifat pemberi atau menjadi orang yg dermawan . Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pernah terjadi seseorang yang dermawan, dan ikhlas karena dorongan agama kemudian menjadi bangkrut ? Jawabannya : Tidak !!! belum pernah terjadi dalam sejarah orang yg sangat dermawan , rajin memberi kemudian bangkrut,mengapa ??
Rahasia tentang masalah ini sebenarnya terletak pada pemahaman dan implementasi Tauhid seseorang , yakni sejauh mana keyakinan seseorang meyakini perintah-perintah Allah dan Rasullnya secara hukum duniawi, ketika kita memberi maka dengan sendirinya berkuraah aset yg kita miliki, akan tetapi Allah dengan ke Mahaan-Nya memiliki skenario tersendiri untuk menambah aset tersebut dengan beragam cara, bentuk dan metode, baik langsung maupun tidak langsung ,sehingga aset si pemberi tadi menjadi bertambah . itulah yg kita namakan Take (mengambil) dari Allah SWT . untuk mendapatkannya kita harus mau Give (memberi)
Fenomena dalam bisnis
Salah seorang CEO BUMN pernah bercerita bahwa dia sama sekali buta dengan ilmu marketing tetapi fakta menunjukan bahwa dialah yg justru mampu memberi kontrisbusi market terbesar dibanding dengan divisi atau direktorat pemasaran lain di perusahaannya ,apa rahasianya ? , ”Saya setiap ketemu dengan calon klien atau siapapun yang berpotensi menjadi klien saya, maka yg terpikir oleh saya adalah niat ikhlas untuk dapat memberi atau dapat berkontribusi bagi kemajuan perusahaan si klien tersebut”.
Kebetulan si CEO tersebut memiliki talenta yang meyakinkan dalam bidang “ financial enginering”. Kemanapun dia silaturahim , dimanapun dia bertemu klien, hal yang pertama kali yang ditawarkan bukanlah produk perusahaaanya , akan tetapi sapaan lembut, bersahaja, penuh sopan santun. ”Apa yang bisa kami bantu untuk perusahaan bapak? Kebetulan saya punya kompetensi ini dan itu, kebetulan saya punya network kesana dan kesitu, barang kali ada yg bisa di manfaatkan ”. Dan rata-rata para klien dengan senang hati menyambut uluran tadi , jadilah si CEO tadi menjadi konsultan yang free of charge bagi para kolega,sahabat,mitra bisnis dan relasinya.
Pada suatu saat tatkala si CEO tersebut asyik menyimak paparan “progress report” dari direktur marketing dan jajarannya tentang susahnya menembus perusahaan-perusahan yang menjadi target” marketnya” , tiba-tiba telpon di seberang sana berdering. Seorang bos sebuah perusahaan menanyakan apakah produk perusahaannya (mesin) dapat diuji coba di tempat bos tadi .
Seketika CEO tadi meminta kepada direktur pemasaran dan jajarannya agar menindak lanjuti tawaran uji coba tadi, dengan serta merta mereka terbengong bengong karena perusahaan yg bosnya menelepon itu merupakan salah satu perusahaan yang selama ini sangat sulit di tembus oleh tim marketing . Tim marketing bercerita bahwa proposal tidak pernah sampai ke level CEO, sering kali baru sampai level bawah , tim marketing sudah di jegal ,sehinnga gagal melulu . Tim marketing ini menanyaan kiat apa yg dilakukan oleh bosnya itu? . Sang CEO menjawab singkat ”Give!” give dan give , inilah barang kali yang sering terlupa oleh kita. Kekuatan Sang Maha Kuasa yg mampu membolak balikan hati manusia sering kali tidak pernah kita perhitumgkan.
Dalam prohetic management justru kekuatan inilah menjadi faktor yg harus menjadi perhatian. Salah satu bentuknya adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai Ilahiah tadi dalam konteks hubungan bisnis. Tentu, yg menjadi dasarnya adalah niat yang ikhlas dan berikhtiar yang cerdas, dan ketika sudah berikhtiar berserah dirilah kepada Allah SWT . Jadi, kalaulah berkembang ilmu-ilmu marketing saat tentu hanyalah sebagai sebuah pendekatan saja. Kita tidak perlu sombong dengan ilmu itu , seolah-olah apa yg kita mau dapat kita capai dan pasti bisa kita capai dengan tools marketing yang terkadang sangat kita bangga banggakan, apalgi yang berbau dari asing wallohu alam bisowab. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar